Soal |
Gambar Reaksi Perletakan |
Momen pada X1 |
Momen pada X2 |
∑MX3 = 25 X3 – (195,61 (X3 – 3) + (60 (X3) ((X3 – 3)/2))
Momen pada X3 |
Momen pada X4 |
Diagram Gaya Aksial (N) |
Diagram Gaya Geser (D) |
Diagram Gaya Momen (M) |
Soal |
Gambar Reaksi Perletakan |
Momen pada X1 |
Momen pada X2 |
Momen pada X3 |
Momen pada X4 |
Diagram Gaya Aksial (N) |
Diagram Gaya Geser (D) |
Diagram Gaya Momen (M) |
Morfologi pantai secara sederhana dapat diartikan sebagai
bentuk pantai. Morfologi pantai merupakan daerah yang selalu mengalami
perubahan oleh karena ada banyak proses yang terjadi di dalamnya baik itu
proses yang berawal dari daratan maupun dari lautan. Proses
Morfologi pantai sendiri dibagi atas Pantai Berpasir dan Pantai Berlumpur
dipengaruhi tempat pembentukkannya.
1. Proses pembentukan ( morfologi )
pada pantai berpasir
a.
Pada
kondisi gelombang normal pantai
membentuk profil yang mampu menghancurkan energy gelombang. Jika pada
suatu saat terjadi gelombang yang lebih besar pantai tidak mampu meredam energy
gelombang sehingga terjadi erosi. Pasir yang tererosi akan bergerak ke arah
laut. Setelah sampai di daerah dimana kecepatan air di dasar kecil, pasir
tersebut mengendap. Akumulasi endapat tersebut akan membentuk offshore bar, yaitu gundukan pasir di
dasar pantai yang biasanya memanjang sejajar garis pantai (longshore bar). Offshore ini yang kedalamaan airnya kecil,
menyebabkan lokasi gelombang pecah
berada lebih jauh dari garis pantai,
yang memperlebar surf zone
dimana sisa energy gelombang dihancurkan. Dengan demikian offshore bar juga berfungsi sebagai pertahanan pantai terhadap
serangan gelombang.
b.
Selama
kondisi gelombang biasa ( tidak ada badai ) pantai dalam keadaan keseimbangan
dinamis. Selama terjadinya gelombang tersebut sejumlah pasir bergerak pada
profil pantai, tetapi angkutan netto pada suatu lokasi yang di tinjau sangat
kecil. Pada saat gelombang pecah, sebagian besar energy gelombang dihancurkan
dalam turbulensi. Butir pasri digerakkan dari dasar dan tersuspensi oleh
turbulensi. Pecahnya gelombang tersebut menghempaskan massa air ke pantai
dengan membawa pasir tersebut. Massa air tersebut menghancurkan sisa energinya
dengan runup ke pantai. Sebagian air
yang naijk tersebut akan kembali ke laut dengan cara perkolasi melalui pantai, dan sebagian besar
lainnya kembali ke laut melalui permukaan pantai. Air yang kembali tersebut
kurang turbulen, sehingga pasir yang terangkut ke arah darat, sehingga pada kondisi gelombang
kecil tersebut terbentuk pantai secara perlahan-lahan. Aliran kembali dari air
dan pasir terjadi sepanjang dasar menuju offshore
bar di sisi luar gelombang pecah.
c.
Pada
saat terjadi badai, dimana gelombang besar dan elevasi muka air diam lebih
tinggi karena adanya setup gelombang
dan angina, pantai dapat mengalami erosi.
Pada saat terjadi badai yang bersamaan dengan muka air tinggi, gelombang
mulai mengerosi sand dunes, dan
membawa material ke arah laut dan kemudia mengendap. Gelombang badai
berlangsung cukup lama semakin banyak mengerosi bukit pasir ( sand
dunes ). Setelah badai reda gelombang normal kembali. Selama terjadinya
badai tersebut terlihat perubahan profil pantai dengan membandingkan profil
pantai sebelum dan sesudah badai, dapat diketahui volume sedimen yang tererosi
dan mundurnya garis pantai. Gelombang ini akan mengangkut sedimen yang telah
diendapkan di perairan dalam selama badai, kembali ke pantai.
2.
Pantai
berlumpur
Pantai berlumpur terjadi didaerah pantai dimana terdapat banayk muara
sungai yang membawa sedimen suspense dalam jumlah besar ke laut. Biasanya
pantai berlumpur sangat rendah dan merupakan daerah rawa yang terendam air pada
saat muka air tinggi ( pasang ). Selain itu kondisi gelombang di pantai
tersebut relative tenang sehingga tidak mampu membawa (dispersi) sedimen
tersebut ke perairan dalam dilaut lepas. Sedimen suspense tersebut dapat
menyebar pada suatau daerah peraian yang lepas sehinnga membentuk pantai yang
luas, datar, dan dangkal. Kemiringan dasar laut/pantai sangat kecil. Pada umumnya sedimen yang berada di daerah pantai (
perairan pntai, muara sunagi atau estuary, teluk ) adalah sedimen kohesif
dengan diameter butiran sangat kecil, yaitu dalam beberapa micron. Sifat-sifat
sedimen lebih tergantung pada gaya-gaya permukaan daripada gaya berat. Sebagian
besar sedimen-sedimen yang terjadi diperairan pantai merupakan hasil flokulasi
sedimen kohesif.
TUGAS AKHIR
BAHASA
INDONESIA
DISUSUN
OLEH:
NAMA:
ADRIAN EKAPUTRA
NIM:
1706010051
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA
CENDANA
TAHUN 2017
FOTO
SAMPUL BUKU KONSEP DAN APLIKASI MEKANIKA TANAH OLEH E. SUTARMAN.
Judul :
Konsep dan Aplikasi Mekanika Tanah.
Penulis :
Ir. Encu Sutarman MT.
-Dosen
tetap Universitas Langlang Buana.
-Jenis kelamin
Laki-laki.
Penerbit :
CV ANDI OFFSET (Penerbit ANDI)
Tahun Terbitan :
Tahun 2013.
Hak Cipta :
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Jumlah Halaman :
xii+292 Halaman.
Bahasa yang digunakan : Secara umum Bahasa Indonesia namun ada beberapa kata asing yang
pada umumnya memiliki Deskripsi arti dari bahasa asing tersebut, namun ada
beberapa yang tidak memiliki deskripsi.
Warna Sampul Buku : Coklat pada bagian depan, dan Putih pada bagian belakang.
Buku Konsep dan Aplikasi Mekanika Tanah memberi pemahaman dan penalaran tentang konsep ilmu pengetahuan bidang geoteknik serta penerapan dalam kehidupan. Materi yang dibahas adalah materi mineral tanah, sifat fisis dan klasifikasi tanah, kapilaritas dan hidrolika tanah, tegangan-regangan,tegangan lateral, kuat geser tanah, analisis penurunan, tanah mengembang, daya dukung fondasi dangkal, serta aplikasi dan contoh soal. Penulis dari buku ini adalah Ir. Encu Sutarman MT. Beliau merupakan tenaga pengajar yang masih aktif mengajar di Universitas Langlang Buana pada prodi Teknik Sipil S-1. Buku ini ditujukan kepada para pembaca khususnya Mahasiswa Teknik Sipil pada bidang Geoteknik.
RANGKUMAN DARI MATERI YANG DIBAHAS BUKU “Konsep
& Aplikasi Mekanika Tanah”
Bab
1. MINERAL TANAH
Dari rekayasa geoteknik, makro struktur
mengontrol perilaku rekayasa tanah, seperti:
Tekstur tanah merupakan pengaturan geometris
dari partikel-partikel mineral didalam masa tanah. Dapat diketahui gaya antarpartikel, yang
terbentuk dari tiga jenis aliran listrik yang berbeda, antara lain:
Mineral lempung berukuran sangat kecil dan
merupakan partikel yang aktif secara elektro kimiawi dan hanya dapat dilihat
dengan mikroskop elektron. Setiap defosit lempung sekaligus mengandung mineral
lempung dan berbagai partikel yang dianggap pengisi. Ada tiga blok untuk
mineral lempung, yaitu:
1. Tipe “kation tertarik” mempunyai pengaruh lebih besar pada mineral
dengan plastisitas tinggi.
2. Kenaikan valensi kation menurunkan harga batas cair dari expensive clays tetapi bertendesi
menaikan batas cair dari non expensive
mineral.
3. Hydrated hallosite mempunyai PI rendah.
4. Semakin besar plastisitas semakin besar susut pada waktu mengering.
1. Hidrasi
2. Aktivitas
3. Kapaditas penggantian lempung
4. Flokulasi dan penyebaran
1. Karakteristik perubahan volume
Bertambahnya kemampuan susut dan mengembang
tergantung beberapa faktor lain mineral seperti:
2. Permiabilitas
Dipengaruhi oleh:
3. Kekuatan geser (shear strength)
Bab
2. SIFAT FISIS DAN KLASIFIKASI TANAH
Apabila air
dikumpulkan, butir-butir mengendap rapat tanpa ada sekecil pun ruang kosong
yang tersisa. Karena ada hubungan antara massa – volume.
Tanah
diklasifikasikan atas beberapa jenis. Sistem klasifikasi yang digunakan, antara
lain sistem klasifikasi AASHTO dan sistem klasifikasi tanag unified. Metode
percobaan tanah untuk klasifikasi dalam perspektif antara lain:
- Batas Atterberg
- Analisis Saringan
- Analisis
Hydrometer
Sistem
klasifikasi tanah unified
mendefinisikan tanah sebagai:
Bab.3
Kapilaritas dan Hidrolika Tanah
Naiknya zat cair di
dalam pipa terbuka yang penampangnya sangat kecil disebut kapilaritas. Hal ini
merupakan efek permukaan air mencapai tinggi kesetimbangan h.
Zona air didalam
massa tanah yang mempunyai muka air dapat dibagi:
- Zona jenuh
dibawah muka air
- Zona kapiler
diatas muka air
Kemampuan fluida
untuk mengalir melalui media yang porous merupakan
sifat teknis yang disebut daya rembesan (permeabilitas), di mana fluida itu air
dan media porous merupakan massa
tanah. Pada massa tanah alamiah di mana ruang kosong antarbutir merupakan jalan
yang dilalui air berupa rembesan, semakin kecil ruang pori maka semakin kecil
pula rembesan yang terjadi.
Pada zona dibawah
permukaan air, perubahan tekanan dan elevasi adalah penyebab utama terjadinya
aliran serta adanya sifat tanah yang memungkinkan terjadinya permeabilitas.
Bendungan dari
tanah diidealkan keseluruhan terbuat dari lempung atau hanya inti bendung agar
tidak tembus air, dengan garis freatik atau garis kejenuhan, yaitu garis yang
mewakili batas aliran bagian atas. Sebuah zona kapiler basah akan terdapat
diatas garis freatik ini.
Bab.4
Tegangan – Regangan
Tegangan merupakan besaran fisika yang disebut
tensor. Tidak seperti gaya yang memiliki besar dan arah (vektor), tensor tidak
memberi arah tertentu. Regangan yaitu perubahan relatif dimensi benda karena
mengalami tegangan. Perubahan dimensi (strain) ada tiga jenis, antara lain
perubahan panjang, perubahan luas, dan perubahan volume.
Bab.5
Tegangan Lateral
Tekanan lateral dalam ilmu geoteknik
diperlukan karena:
Bab.6
Kuat Geser Tanah
Suatu massa tanah
jenuh air terdiri dari dua fase yaitu soil
skeleton dan pori diantara partikel tanah yang jenuh air. Tekanan kontrak
antar butir yang mengimbangi beban vertikal.
Pemboran yang
dimaksud adalah pembuatan lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor
manual maupun alat bor mesin.
Contoh tanah asli
adalah contoh tanah struktur butiran dan kadar airnya sama dengan aslinya di
dalam tanah
Bab.7
Analisis Penurunan
Penurunan terjadi jika material tanah menerima
beban diatasnya. Penurunan yang terjadi merupakan perubahan regangan sepanjang
kedalaman. Untuk menentukan penurunan yang terjadi harus diketahui parameter
tanah dan kedalaman dari muka air tanah.
Bab.
8 Tanah Mengembang
Tanah mengembang mempunyai karakter kembang
susut yang besar; mengembang pada kondisi basah dan menyusut pada waktu kering.
Jenis mineral yang terkandung pada tanah seperti ini sangat memengaruhi besar
swelling dan tingkat plastisitas tanah. Besar kembang susut pada tanah tidak
merata dari satu titik dengan titik lain sehingga menyebabkan perbedaan
ketinggian permukaan tanah.
Bab.
9 Daya Dukung Fondasi Dangkal
Persamaan daya dukung, faktor keamanan dalam
perencanaan fondasi dan pertimbangan menggunakan persamaan daya dukung.
Bab.
10 Aplikasi Dan Contoh Soal
Buku “Konsep & Aplikasi Mekanika Tanah”
disusun khususnya untuk mahasiswa Teknik Sipil sehingga, dapat dipahami karena materi
– materi di dalam berkaitan dengan bidang geoteknik juga terdapat rumus dari
materi tersebut. Tata organisasi buku ini adalah bab per bab namun tiap babnya
tidak saling berkaitan atau tidak ada hubungan antarbab. Gaya penulisan pada
buku ini adalah eksposisi serta menggunakan kalimat yang Baku. Kelebihan buku
ini adalah terdapat rumus tabel dan grafik atau gambar yang mempermudah pembaca
dalam memahami isi buku juga sampul buku juga sesuai dengan Materi yang dibahas
didalam buku ini, namun kekurangannya adalah tidak terdapat latihan atau soal -
soal pada akhir dari bab tersebut, tetapi ditempatkan pada bab terakhir
sehingga seharusnya terdapat contoh soal serta latihan yang ditempatkan pada
bab terakhir agar dapat dimengerti oleh pembaca khususnya mahasiswa, lalu tidak
terdapat profil atau biografi sehingga pembaca kurang mengenal penulis dari
buku ini. Lalu terdapat beberapa kata asing dimana sebagian besar tidak
terdapat deskripsi sehingga tidak bisa dimengerti oleh khususnya pembaca yang
bukan bergelut di bidang Teknik Sipil.
Buku “Konsep dan Aplikasi Mekanika Tanah” ini
memberikan pemahaman dan penalaran konsep ilmu pengetahuan bidang geoteknik
serta terapannya dalam kehidupan. Materi yang dibahas dalam buku ini, antara
lain mineral tanah, sifat fisis dan klasifikasi tanah, kapilaritas dan hidrolika
tanah, tegangan – rengangan, tegangan lateral, kuat geser tanah, analisis
penurunan, tanah mengembang, persamaan daya dukung, fondasi dangkal, serta
aplikasi dan contoh soal. Buku ini sangat layak dibaca oleh khususnya Mahasiswa
Teknik Sipil.
Blade adalah salah satu bagian terpenting pada alat berat bulldozer, sebuah bagian utama yang berfungsi mendorong atau membersihkan material.
Ada beberapa macam blade pada bulldozer yang mempunyai fungsinya
masing-masing.DI bawah ini akan dijelaskan 6 jenis blade pada bulldozer antara
lain :
1.
UNIVERSAL BLADE ( U-BLADE).
Blade ini dilengkapi dengan sayap yang bertujuan meningkatkan produktivitas.
Sayap ini akan membuat bulldozer mendorong/membawa muatan lebihbanyak, karena
memungkinkan kehilangan muatan lebih kecil.Kebanyakan blade tipe ini dipakai
untuk pekerjaan reklamasi tanah, pekerjaan penyediaan bahan (stock pilling), untuk mengangkut material
dalam jumlah besar pada jarak tempuh yang relatif jauh. Umumnya material yang
ditangani adalah material yang ringan seperti tanah lepas.
2. STRAIGHT
BLADE ( S –BLADE).
Blade jenis ini sangat cocok untuk berbagai kondisi medan, blade ini merupakan
modifikasi dari U-blade. Banyak digunakan untuk mendorong material cohesive,
penggalian struktur dan penimbunan. Dengan memiringkan blade dapat berfungsi
untuk menggali tanah keras. Manuver blade jenis ini lebih mudah dan dapat
menangani material dengan mudah.
3.
ANGLING BLADE ( A –BLADE).
Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga dibuat untuk :
• Pembuangan kesamping (side casting).
• Pembukaan jalan (pioneering roads).
• Penggalian saluran (cutting ditches).
• Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau back filling.
• dan lain-lain pekerjaan yang sesuai.
4. CUSHION
BLADE ( C –BLADE).
Blade tipe ini dilengkapi dengan rubber cushion (bantalan karet) untuk meredam
tumbukan. Selain untuk push dozing, blade juga dipakai untuk pemeliharaan jalan
dan pekerjaan dozing yang lain. Lebar C-blade memungkinkan peningkatan manuver.
Selain perlengkapan standar Bulldozer ini juga memiliki beberapa option
/Peralatan tambahan seperti : Pisau garuk, Garu batuan, Pembajak akar, Pemotong
pohon jenis V, Kanopi pelindung operator, Roda pencacah, Kap pelindung untuk
pekerjaan berat dsb.
5.
BOWL-DOZER.
Blade ini dibuat untuk membawa /mendorong material dengan kehilangan sesedikit
mungkin, karena adanya dinding besi pada sisi blade yang cukup lebar. Bentuknya
seperti mangkuk, menyebabkan ia disebut bowl-dozer.
6. BLADE
UNTUK MATERIAL RINGAN.
Alat ini didesain untuk pekerjaan material non-kohesif yang lebih ringan.
Contohnya seperti stock pile dari tanah lepas/gembur.
BANGUNAN UTAMA Bangunan utama ini diletakkan melintang sungai yang menyadap air sungai disalurkan ke saluran irigasi untuk keperluan ir...